JANGAN SALAHKAN CINTA

“Apa?!Matematika kamu dapet 8?!!,”
Asha memejamkan matanya sebentar dan berdoa dalam hati mohon perlindungan. Pastilah setelah ini ayahnya akan menasehatinya.
“Kamu tahu, ayah panggilkan kamu guru privat supaya nilai kamu sempurna.Itu semua ayah lakukan untuk kebaikan kamu juga, tapi apa balasan kamu?!!Hanya 8, kenapa tidak 10?!,”kata pak Edwin keras sambil menatap anak putrinya lekat-lekat hingga anaknya hanya bias tertunduk takut.
“Malam minggu ini kamu tidak boleh keluar…,”kata pak Edwin sambil keluar dari kamar anaknya.
Tes.
Satu-persatu air mata Asha jatuh. Kenapa ayahnya selalu mengharapkan dirinya sempurna, tak tahukah bliau bahwa setiap orang ada batasnya? Untuk mendapatkan nilai 8 dalam pelajaran mtk saja ia harus begadang semalam. Memang sih, setiap hari ia les dan belajar giat tapi mtk adalah kelemahannya…
***
“Aku nggak ngerti sama ayah kamu! Masa tiap hari belajar terus, bahkan malam minggupun kamu nggak boleh keluar. Emangnya ayah kamu nggak pernah muda ya?...Apa aku harus datang dan minta izin ke bliau dulu baru boleh?,” kata Tedy kesal saat Asha memberi tahu bahwa malam minggu nanti tidak bias pergi keluar seperti janji mereka kemarin.
“Maaf ya…Tapi ayahku juga nggak bakal ngizinin aku pergi. Kita bisa pergi lain kalikan…,”kata Asha pelan.
“Asha sayang, konser Peterpan Cuma malam ini, nggak ada lain kali,”kata Tedy gemas.
“Tapi ayahku bener-bener nggak bias di ajak kompromi, maafin Asha ya…,”kata Asha dengan nada penyesalan.
Tedy hanya bisa menghela nafas. Pacarnya ini memang cantik dan pinter, tapi sulit banget buat cari waktu buat berdua. Kalau Asha nggak les, pasti ayahnya nggak ngizinin buat pergi.Susah memang, tapi ia suka. Penuh dengan kesabaran , dan sabar adalah tantangan.
“Ok…,”
***

Jam di ruang tamu sedah menunjukkan pukul 19.30 tapi guru privat Asha belum juga datang. Padahal jam 19.00 adalah waktu yangt dijadwalkan.
“Maaf saya terlambat…,”
Asha menoleh ke asal suara. Lho?!!
“Asha, ayah pikir nilai kamu tidak meningkat karena gurunya terlalu kaku, Dan ayah dapat informasi kalau ada teman kamu yang sedang mencari kerja sambilan sebagai guru privat, dan ayah jadikan ia sebagai guru privat barumu…Nah, ayah tinggal dulu, belajarlah..,”kata pak Edwin sambil meninggalkan anaknya dengan guru privatnya yang baru.
“Hai…,”sapa Fredy, teman sekelas Asha sekaligus ketua OSIS di sekolah Asha.
“Hai, duduk…,”tawar Asha kikuk. Selama ini ia hanya tahu kalau Fredy cowok pendiam dan pinter. Ia nggak tahu kalau cowok itu kerja sambilan, jadi guru privat lagi!
“Kita mulai dari mana?,” Tanya Fredy.
“Lho, kamukan gurnya…,”kata Asha jadi bingung.
“Gimana kalau materi yang buat ulangan senin besok?,”tanya Fredy.
Asha hanya mengangguk menurut. Kalau sama gurunya yang lama semuanya sudah terjadwalkan.
Sejam telah berlalu, mata Asha sudah jenuh menatap lembaran kertas yang berisi soal-soal latihan. Rasanya jam berlalu denga sangat lambat. Dengan malas Asha kembali konsentrasi dengan soal. Sulit, padahal kurang 2 lagi. Sebentar Asha melirik Fredy. Cowok itu malah asyik baca Harry Potter sambil denger lagu dari MP4-nya.Sial, pasti Fredy sudah selesai…
“Kenapa? Ada kesulitan?,”Tanya Fredy yang kasihan melihat Asha gelisah seperti cacing kepanasan.
“Memang kenapa kalau ada kesulitan?,”tantang Asha sebal dengan tingkah Fredy yang menurutnya angkuh.
“Nomer berapa?,”Tanya Fredy sambil mendekati Asha.
“4 dan 6..,”kata Asha akhirnya, lebih cepat lebih baik.
Asha menatap Fredy tak percaya, soal yang tadinya ia anggap sulit dapat Fredy kerjakan dalam waktu tak ada 5 menit.
”Inget, kamu harus pelajarin semua soal yang aku kasih tadi. Pasti keluar semua..,”kata Fredy sebelum pulang.
Kening Asha semakin berkerut. Yakin banget sih ini anak. Jangan-jangan pak Hernal menyuruh Fredy yang buat soal untuk ulangan?!
“Kamu denger nggak?,”tanya Fredy kesal.
“Iya pak guru…,”kata Asha.
“Awas kalau nggak dapat 10!,”ancam Fredy.
Dalam hati Asha mengeluh. Kenapa Fredy mirip dengan ayahnya. Jangan-jangan dulu ibunya salah ambil waktu di rumah sakit…
***
Menakjubkan! Hari Senin tanggal 13 dengan lancar Asha dapat mengerjakan semua soal dengan mudah dan tanpa keringat dingin. Padahal biasanya, begitu soal dibagikan, keringat dingin sudah membasahi tangannya. Fredy benar-benar malaikat penolong.
“Gimana, dapat nilai berapa?,”Tanya Fredy begitu hasil dibagikan.
“Thanks ya…Gara-gara soal dari kamu, aku dapet 10! Suatu hasil yang memuaskan. Kali ini ayahku nggak akan memarahi aku lagi..,”kata Asha girang.
“Emangnya kamu sering dimarahin sama ayah kamu?,”Fredy menatap Asha heran.
“Bener banget! Kalau aku di bawah 9…,”kata Asha.
Fredy mengangguk mengerti. Setelah basa-basi sebentar, Asha menuju kelas Tedy. Tapi Asha malah disambut dengan muka cemberut Tedy.
“Kamu kenapa kok tiba-tiba deket sama Fredy?!,”Tanya Tedy langsung to the point.
“Cemburu ya….,”Tanya Asha sambil tersenyum geli. Tedy kelihatan banget kalau lagi cemburu.
“Nggak!,”bantah Tedy.
“Ngaku aja,nggak papa kok…Tapi asal kamu tahu aja, Fredy adalah guru pruvatku yang baru. Dan tadi itu aku say thanks karena ia sudah membantuku belajar…,”kata Asha jujur sambil membenahi bando birunya.
“O..,”Tedy mengangguk mengerti. Tadi ia sudah takut kalau Asha mulai berpaling ke cowok lain.Sayang banget kalau kehilangan cewek cantik lagi pinter.
“Kamu nggak marah lagikan sayang?,”tanya Asha.
“Emang aku kalihatan gimana?,”tanya Tedy balik. Ia suka sekali menggoda Asha.
“Marah, cemburu sampai-sampai keluar tanduknya..,” kata Asha sambil tersenyum.
“Ih…Awas ya berani ngatain aku…,”kata Tedy gemas.
***
Tanpa Asha duga, Fredy tak hanya membuat nilainya naik tapi juga jantungnya berdetak kencang saat cowok itu ada di sampingnya. Apakah ini tandanya cinta? Selama ia bersama Tedy, tak ada perasaan seperti ini. Tedy hanya mengisi kekosongan hatinya yang tanpa teman. Tapi kehadiran Fredy membuatnya lebih dari seorang teman. Dan ia yakin, ia jatuh cinta dengan Fredy. Tapi ia tak tega memutuskan Tedy yang sudah begitu tulus memberinya cinta, dan akankah Fredy mau menerimanya? Bingung…
Diam-diam, Asha sering memperhatikan saat Fredy sedang menerangkan sesuatu. Menurutnya, Fredy dan Tedy sama-sama punya daya tarik. Fredy tak kalah tampan dengan Tedy, hanya saja Tedy aktif dalam bidang olahraga sedangkan Fredy bidang keorganisasian. Dan yang paling membuat Asha menyukai Fredy adalah rambut cowok itu. Potongan harajuku yang pas dengan wajah Fredy. Senang sekali kalau ia dapat menyentuh rambut itu dan merapikannya karena sering jatuh menutupi mata hitam Fredy.
“Ehm!! Fredy memanggil Asha…,”seru Fredy sambil mengibaskan tangannya di depan muka imut Asha. Tentu saja hal itu membuat Asha malu. Ketahuan banget kalau sedang memperhatikan Fredy.
“Emang aku segitu cakepnya, sampai-sampai seorang Asha memperhatikan aku? Aku bilangin Tedy lho, kalau ceweknya main mata sama cowok lain…,”kata Fredy sambil tersenyum. Dalam hati ia senang sekali karena berhasil memergoki Asha.
“GR! Udah ah, lanjutin belajarnya..,”kata Asha sambil membalik buku matematikanya. Tapi Fredy malah menggenggam hangat tangannya. Tentu saja ia kaget dan tak dapat berkutik ketika mata hitam Fredy menatapnya lembut.
“Aku tahu aku kurang ajar kalau aku tanya ini ke kamu, tapi aku udah nggak tahan lagi…,” Fredy mengambil napas sebentar.”Kamu suka aku?.”tanya Fredy pelan namun jelas.
“Ha?!,”mata Asha menatap Fredy tak percaya. Gawat, Fredy tahu isi hatinya….
“Sha, aku tahu kamu sudah punya Tedy, tapi aku juga sudah terlanjur cinta sama kamu…,”kata Fredy jujur.”Kamu maukan jadi pacar aku? Aku nggak akan maksa kamu, karena aku udah keduluan Tedy..,”
Jantung Asha berdegup kencang Fredy mencintainya! Inilah yang ia harapkan, dicintai oleh orang yang juga ia cintai. Tapi mampukan ia memutuskan Tedy yang telah begitu baik? Aknkah ia tega melihat Tedy patah hati?
“Aku suka kamu Asha…,”kata Fredy sungguh-sungguh.
“Tapi Tedy…Aku nggak tega buat dia patah hati. Aku butuh waktu buat memutuskan hubunganku dengannya..,”kata asha dengan lidah kelu.
“Jadi kamu juga suka aku?,”tanya Fredy tah percaya
Asha mengangguk. “Tapi Tedy…,”
“Aku akan tunggu kamu sampai kamu putus dengan cowok kamu, sementara ini aku akan jadi pacar gelap kamu, gimana?,”tany Fredy.
Tentu saja hal ini semakin membuat Asha bingung. Pacar gelap? Sama aja dengan selingkuhkan?!
“Aku takut…,”kata Asha pelan.
“Tenang, kan ada aku,”kata Fredy lembut.
Asha akhirnya mengangguk pelan.
“Asha…,”panggil Fredy lembut.
Mata Asha menatap Fredy. Pelan namun pasti, Fredy memajukan tubuhnya menyebrangi meja kecil yang dijadikan tempat belajar. Asha Cuma diam ditempat. Tapi tanpa ia sangka, Fredy hany mencium keningnya, bukan bibirnya seperti yang ia bayangkan.Dan segala ketakutannya hilang saat Fredy menatapnya lembut.
“Sampai besok di sekolah ya..,”kata Fredy sebelum pulang.
Asha mengangguk senang. Dalam hati ia berjanji akan putus secepatnya. Ia tak mau membuat Fredy terluka kalau ia masih bersama Tedy dan ia jauga tak mau melihat Tedy patah hati kalau Tedy tahu ceweknya selingkuh.
“Huh…,”
***
“Asha..,”
“Tedy…,”Asha menghampiri Tedy sambil melirik Fredy yang sedang tanding basket. Sekarang ia sedang ada jam olahraga.
“Akhir-akhir ini kita jarang keluar. Tapi aku tahu kamu sibuk belajar dan aku nggak marah…Tapi please, malam ini kamu mau ya, pergi nonton sama aku…,”pinta Tedy.
Asha cuma mengangguk. Inilah susahnya punya selingkuhan yang satu sekolahan.
“Eng…Aku boleh tanya sesuatu nggak?,’tanya Tedy sambil merapikan rambut Asha yang berantakan karena lari-lari. Tentu saja hal ini membuat Asha grogi, bagaiman perasaan Fredy kalau melihat hal ini?
“Apa?,”suara Asha sedikit bergetar karena grogi. Semoga Tedy tak menyadari hal ini, kata Asha dalam hati.
“Kamu nggak selingkuh sama Fredykan?,”tanya Tedy.
Pertanyaan Tedy membuat asha takut setengan mati. Apakah semuanya ketahuan sebelum ia sempat memutuskan Tedy? Ia tak mau kalau hal itu terjadi, biarlah Tedy tahu, tapi setelah mereka putus dulu.
“So..sorry, aku Cuma agak cemburu aja lihat kamu deket sama Fredy,”kata Tedy dengan penuh rasa bersalah.
“Nggak papa kok. Tapi asal kamu tahu aja, Fredy tak berarti apa-apa bagiku. Aku dan dia hanya sebatas guru privat dan murid. Jadi jangan berfikir macam-macam tentang aku dan Fredy ya…,”kata Asha. Dalam hati Asha tak percaya bisa mengatakan hal ini.
“Ok. Sampai jumpa nanti malam ya…,”sebelum pergi, Tedy mendaratkan ciuman di kening Asha. Tentu saja Asha kaget, tapi gadis itu hanya diam saja dan berharap Fredy tak melihat semua ini.
***


Malam ini Asha berusah setenang mungkin. Ia tak ingin merusak suasana yang tenang didalam gedung bioskop. Tapi hatinya juga tak tenang, ia ingin putus secepatnya.
“Sayang , kamu kenapa sih, kok kelihatannya nggak tenang?,”tanya Tedy sambil menggenggam tangan Asha.
“Aku…aku mau bilang sesuatu…,”kata Asha gugup.
“Apa sayang…?,”tanya Tedy lembut.
“Tapi kamu jangan marah ya..,”pinta Asha takut.
“Emangnya kamu mau bilang apa sih?,”tanya Tedy penasaran.
Dengan penuh kegugupan, Asha mencoba menatap Tedy dalam keremangan lampu bioskop. Semoga semuanya berjalan lancar…
“Aku mau minta putus…,”kata Asha pelan namun jelas di telingan Tedy.
“Putus?!,”tanya Tedy mengulang kata-kata Asha. Cowok jangkung itu tak percaya Asha mengatakan hal ini.
“Iya…Harusnya aku nggak terima cinta kamu, karena dari awal aku tak ada perasaan apa-apa sama kamu. Tapi aku tak tega melihat kamu patah hati. Dan sekarang aku sudah tak kuat menyembunyikan semua kebohongan ini…Maafin aku ya..,”kata Asha.
Tedy menatap wajah ayu Asha. Ia tak menyangka kalau selama ini Asha tak mencintainya, ia pikir Asha menerimanya karena suka, tapi malah karena kasihan. Dan haruskah ia katakana juga yang sebenarnya?
“Ted…Kamu marah?,”tanya Asha pelan.
Dengan penuh kelembutan, Tedy menyentuh wajah Asha.
“Aku nggak marah kok, dan aku juga mau minta maaf ke kamu..,”kata Tedy pelan.
“Minta maaf?,”tanya Asha tak mengerti.
“Aku sebenernya nembak kamu karena taruhan sama temen-temenku…Dulu aku belum ada perasaan suka ke kamu..,”aku Tedy lirih
“Dulu?,” tanya Asha tak mengerti dengan kata-kata Tedy.
“Iya…Aku sekarang suka kamu dari lubuk hatiku yangn paling dalam, bukn karena taruhan. Tapi terlambat, kamu sudah suka dengan Fredy…Mungkin ini karma buatku karena telah mempermainkan kamu…,”kata Tedy pelan
“Kamu tahu aku suka Fredy?!,”tang Asha kaget.
“Aku tahu semuanya dan aku tahu sudah saatnya kamu bahagia dengan orang yang kamu cintai…,”kata Tedy.
Mata Asha berkaca-kaca. Tak disangkanya semua akan jadi seperti ini. Dengan penuh perasaan Asha memeluk Tedy. Bukan karena cinta, tapi karena semua kebaikan Tedy.
“Thanks ya, kamu udah nggak marah karena aku duain kamu..,”kata Asha.
“Thanks juga udah nggak marah karena aku mainim perasaan kamu..,”kata Tedy sambil mencium rambut Asha.
Perlahan kedua insan itu melepaskan diri dan kembali menatap layar. Tedy mengambil tangan Asha ada menggenggam erat tangan itu. Dalam hati ia berjanji tak akan taruhan lagi. Sakit hati ternyata nggak enak juga. Ia pikir semuanya akan baik-baik saja, tapi malah berbalik padanya. Inilah yang dinamakan senjata makan tuan. ***
Asha menatap jam ditangannya gelisah. Harusnya Fredy sudah datang dari tadi. Tapi cowok itu belum menampakkan batang hidungnya. Padahal Asha sudah tak sabar ingin memberi tahu kalau ia sudah putus dengan Tedy.
“Asha, Fredy sudah datang..,”kata ibunya yang muncul dari balik pintu.
Dengan semangat Asha menatap layar kaca dan membenahi dandanannya. Sempurna! Dengan lari-lari kecil, Asha menuruni tangga kamarnya.
“Hai…,”sapa Asha mengagetkan Fredy yang sedang duduk termenung. Dengan cepat, Asha duduk di samping Fredy sambil merapikan dandanannya.
“Kok muka kamu nggak suka gitu sih?,”tanya Asha heran .
“Aku kesini mau pamit sama kamu…,”kata Fredy. “Aku sudah bilang ke ayah kamu kalau aku berhenti jadi guru privat kamu…,”
Asha menatap Fredy tak percaya.”Kenapa?!,”.
“Aku nggak bisa terus-terusan begini, aku akan kembali ke kehidupanku yang semula. Aku nggak akan ganggu kamu sama Tedy lagi.”kata Fredy pelan.
“Maksud kamu apa sih?!,”tanya Asha tak mengerti.
“Kembalilah pada Tedy. Aku tahu kamu masih menyukainya….”kata Fredy.
“Dari mana kamu bisa menyimpulkan seperti itu?!,”tanga Asha .
“Aku denger semuanya waktu kamu ngobrol sama Tedy di pinggir lapangan, dan aku ikutin kamu ke bioskop. Ternyata memang tak ada tempat bagiku, aku tak berarti apa-apa untukmu…,” kata Fredy dengan nada stabil, tapi dalam hati ia ingin menjerit .
“Fredy, dengerin penjelasan aku dulu..,”
“Cukup! Jangan coba goyahkan pendirianku…,”kata Fredy keras.
“Tapi…,”Asha mencoba menjelaskan tapi Fredy sudah berdiri dan berjalan keluar.
“Fredy, dengerin aku dulu!,”jerit Asha.
Meskipun dapat mendengar jelas teriakan Asha, Fredy tetap menghidupkan motornya. Hatinya akan semakin sakit kalau Asha di dekatnya.
“Lho, ada apa ini?,”tanya Pak Edwin yang datang bersama istrinya karena mendengar Asha menjerit tadi.
Bukannya menjawab, Asha malah berlari ke kamar dan mengunci pintu. Kenapa Fredy tak mau mendengar penjelasannya?. Kenapa Fredy jadi salah paham begini?! Harusnya, Fredy bisa lebih bersabar karena ia setuju memberi waktu untuk putus dengn Tedy.
***
Setelah kejadian itu, semangat belajar Asha menurun. Tentu saja hal ini membuat ayah Asha marah karena nilai Asha turun. Tapi Asha tak peduli. Asha hanya ingin dimengerti bahwa inilah dirinya. Tapi yang lebih membuatnya terpukul adalah kenyataan bahwa Fredy tak mau lagi bicara padanya. Hingga pada suatu hari…
“Asha, AWAS…!!!,”
Terlambat, teriakan Tedy hanya menjadi suara terakhir yang di dengar Asha, setelah itu, gadis manis itu tergeletak dengan bersimpah darah karena tertabrak mobil.
“Asha…,”rintih Tedy pilu melihat mantan pacarnya itu.
***
“Kamu harus jenguk dia!,”jerit Tedy sambil memukul meja di depan Fredy.
“Memangnnya apa urusan sha dengan aku, aku nggak ada hubungan khusus sama anak itu,”kata Fredy sambil terus menbaca buku. Tapi dalah hati ia khawatir juga mendengar Asha mengalami kecelakaan di depan sekolah. Tapi ia terlalu takut untuk melihat Asha lagi, takut jatuh cinta lagi.
“Apa hubunganmu dengan Asha?!Tentu saja Cinta! Kamu ini gimana sih…,”kata Tedy frustasi karena ketua OSIS sekolahnya itu malah tenang-tenang saja.
“Yang ada hubungan itukan kamu, bukan aku.Aku bukan pacarnya,”kata Fredy.
“”Jadi kamu belum tahu?!,”tanya Tedy bingung.
“Tahu apa?,”tanya Fredy balik.
“Kalau aku dan Asha sudah putus!,”kata Tedy
Fredy menatap Tedy bingung. Mereka sudah putus?Kenapa ia tak tahu?Inikah yang Asha akan jelaskan padanya di malam itu?
“Kamu belum tahu?.’tanya Tedy heran.
Fredy hanya menggeleng. Tanpa bilang apa-apa. Tedy langsung menyeret Fredy keluar kelas menuju tempat parkiram. Dengan kecepatan tinggi, Tedy membawa Fredy ke rumah sakit tempat Asha dirawat.
Dengan penuh ragu-ragu, Fredy mendekati tubuh Asha yang terbujur tak bergerak. Hatinya teriris perih melihat Asha seperti itu. Lebih baik kalau Asha mencacinya atau memarahinya dari pada malihat Asha seperti ini.
“Sha…,”tenggorokan Fredy seakan tersumbat sesuatu. Sakit.”Aku datang, Sha…,”kata Fredy pelan didekat telingan Asha.
“Maafin aku Sha, aku harusnya dengerin kamu. Harusnya aku nggak biarin kamu sedih…sha, aku juga suka kamu.,”kata Fredy pelan.
Seakan bisa mendengar suara Fredy, mata Asha terbuka. Dengan gerakan lemah, Asha menyentuh tangan Fredy.
“Sha, aku suka kamu. Aku nggak akan tinggalin kamu lagi …Sha..,”kata Fredy cepat.
“Aku juga suka kamu…,”kata Asha lemah.
Pak Edwin tersenyum lega melihat hal itu. Perlahan laki-laki setengah baya itu menghampiri bed anaknya.
“Ayah juga tak akan memaksa kamu untuk belajar terus..,”kata pak Edwin lembut.
Bibir Asha tersenyum senang. Ternyata ada gunanya juga ia kecelakaan. Ayahnya bisa mulai mengerti dirinya dan Fredy kembali padanya. Terimakasih Tuhan, kata Asha dalam hati.
“Cepet sembuh ya Sha, kasihan Fredy, kepikiran terus..,”kata Tedy sebelum pulang.
“Apaan sih!!,”gerutu Fredy kesal.
Asha tersenyum melihat kedua cowok itu. Untungnya Tedy mau bersikap baik pada Fredy, begitu juga sebaliknya.
“Cepet sembuh ya, aku janji nggak akan kecewain kamu lagi.Love you..,”kata Fredy sambil mencium kening Asha.
“Love you too,”kata Asha sambil tersenyum.
“Aduh, kayaknya aku harus punya cewek lagi deh…Iri lihat orang pacaran,”kata Tedy.
Semua orang yang ada dalam ruangan itu terseyum melihat tingkah Tedy.
_END_

Comments