Anak buruh tani Bantul juara se-Indonesia

Sambudi, 57, buruh tani asal Gandekan, Guwosari, Pajangan, Bantul, bagai linglung saat diberi tahu putri bungsunya Atik Fajaryani, lulus Ujian Akhir Nasional (UAN) SMK dengan nilai akhir tertinggi se-Indonesia. Laki-laki tua itu tak dapat berkata-kata, antara kaget, haru dan emosi bercampur jadi satu.
Buah dari prestasi Atik, sebuah bank pagi-pagi betul sudah menelepon menawarkan beasiswa. Istimewanya lagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono rencananya akan mengumumkan sendiri prestasi pelajar SMKN 1 Bantul itu.
Wajah Sambudi nyaris mengeluarkan air mata saat sejumlah wartawan menemuinya untuk sesi wawancara di sekolah putrinya, Senin (16/5). Lelaki dengan garis wajah mulai keriput itu rupanya baru tahu bahwa anak bungsunya mengukir prestasi gemilang. Namun, rona haru dan bahagia tak tak dapat disembunyikannya. Sambudi bahkan tampak gemetar saat bersalaman dengan wartawan serta saat berfoto bersama Kepala SMKN 1 Bantul, Endang Suryaningsih. “Saya nggak tahu [Atik lulus dengan nilai tertinggi],” tutur Sambudi, singkat, seolah kehabisan kata-kata.
Atik Fajaryani, 17, anak keempat Sambudi lulus dengan nilai rata-rata yang tinggi, mencapai 9,60. Prestasi itu menempatkannya sebagai siswa SMK dengan nilai tertinggi se-Indonesia. Dua mata pelajaran di UAN yakni Matematika dan Bahasa Inggris bahkan diraih Atik dengan angka 10.
Atik kepada wartawan menuturkan tak pernah membayangkan Senin itu menjadi hari bersejarah dalam hidupnya. Menurutnya ia termasuk pelajar yang tak terlalu berambisi tinggi dalam belajar dan meraih juara. Meski anak terakhir dari empat bersaudara itu kerap menjadi peringkat pertama di kelasnya sejak SMP.
“Di rumah biasa saja, kadang belajar kadang nggak. Cuma kalau di sekolah kuncinya saya benar-benar berkonsentrasi mendengarkan penjelasan guru. Kalau di rumah nggak begitu bisa konsentrasi belajar, jadi di sekolah harus [konsentrasi],” tutur gadis yang 13 Juni nanti menginjak usia ke 18.
Atik sendiri mengaku baru tahu dirinya meraih nilai UAN tertinggi se-nasional saat dipanggil kepala sekolah untuk diwawancarai wartawan. Sebentar lagi harapannya bakal menjadi kenyataan, bisa melanjutkan kuliah di jurusan ilmu akuntansi murni di salah satu universitas negeri di Jogja, dengan modal beasiswa seperti yang ia cita-citakan. “Saya nggak bercita-cita kuliah, kecuali kalau lolos beasiswa baru kuliah,” ujarnya polos.
Adalah Kepala SMKN 1 Bantul, Endang Suryaningish, yang kerepotan lantaran sejak Senin (16/5) pagi mendapat telepon dari berbagai instansi dari swasta hingga pemerintah. Pagi-pagi sekali katanya, sebuah bank di Jakarta meneleponnya, menawarkan beasiswa kepada Atik. Siangnya, asisten Menteri Pendidikan menelepon lagi, bahwa presiden bakal mengumumkan prestasi yang diraih siswanya itu. “Tadi pagi-pagi sekali orang bank di Jakarta sudah menelepon saya mau memberi beasiwa. Mungkin mereka cari di internet gitu ya, siapa juara nasional untuk lulusan SMK,” katanya.
Bersekolah di perguruan tinggi (PT) dan tak mengikuti jejaknya menjadi buruh tani merupakan harapan Sambudi. Apalagi kata dia, Atik selama ini harus berjuang sekolah dengan biaya seadanya. Setiap hari bolak-balik dari rumahnya di Dusun Gandekan, Guwosari, Pajangan ke sekolahnya di wilayah, Sabdodadi, Bantul yang berjarak sekitar enam kilo meter. Kadang menggunakan sepeda motor, kadang sepeda onthel saja.
Penghasilan ayahnya sebagai buruh tani pun tak mampu memberi uang jajan untuk Atik dan saudara-saudaranya. “Sekali kasih Rp5.000, itu seminggu paling hanya dua sampai tiga kali saya kasih untuk uang bensin. Kalau uang jajan nggak ada, karena bawa bekal dari rumah,” tutur Sambudi.
Sumber: http://www.harianjogja.com
18/05/2011 23:20:17 SENIN siang (16/5) lalu, selepas pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) selesai. Atik Fajaryani dan Sambudi, orangtuanya diajak ke ruang Kepala SMKN 1 Bantul, Dra Hj Endang Suryaningsih. Mereka masih belum mengerti mengapa dipanggil kepala sekolah. Sesuatu yang tidak biasa dilakukan. Atik Fajaryani putri pasangan Sambudi (57) dan Sugilah (52) baru tahu pemanggilannya siang itu untuk diberi kabar bahwa nilai UN 2011 adalah tertinggi di Indonesia, yaitu 39,29. Kabar gembira itu langsung dibawa pulang. Di rumahnya Sugilah, ibunya, mendekap erat Atik. Berkali-kali tangannya menepuk bahu putrinya. Air mata haru terus bercucuran di antara kerutan kulit pipinya. Atik yang tak kuasa menahan gejolak jiwanya akhirnya menangis. Sambudi hanya mematung melihat istri dan anaknya dalam kebahagiaan. ”Benar saya tidak menyangka, bila nilai UN tertinggi di Indonesia,” ujar Atik. Hari itu menjadi sangat bersejarah bagi perempuan empat bersaudara itu. Bagaimana tidak, putri seorang buruh tidak tetap ini berhasil tertinggi. Dalam UN Atik berhasil meraih nilai rata-rata 39,29. Dengan rincian, Bahasa Indonesia 9,80, Bahasa Inggris 10,00, Matematika 10,00 serta Kompetensi 9,49. Hari ini, Kamis (19/5) Kepala Dinas Pendidikan Non Formal Bantul, Drs H Masharun Ghazalie MM bersama Atik Fajaryani diundang Bupati Bantul, Hj Sri Suryawidati. Apa yang dicapai Atik menjadi bukti, keterbatasan ekonomi tidak menghalangi untuk berprestasi. Meski harus belajar, seperti anak kebanyakan. Ia tetap membantu pekerjaan ibunya. Atik kepada KR mengatakan tidak ada persiapan khusus menghadapi UN. Yang dilakukan hanya belajar rutin menjelang Salat Subuh. ”Belajar saya lakukan setiap pagi menjelang Subuh dan rutin saya lakukan,” jelas Atik mantab. Di lingkungan * Bersambung hal 7 kol 6 kol SMKN 1 Bantul prestasi Atik memang cukup moncer. Sejak di bangku kelas 1, Atik selalu ranking pertama. Tetapi melesatnya nama Atik yang ke sekolah naik sepeda ke tataran nasional membuat kagum. Hal sama juga terjadi ketika di bangku SMPN 2 Bantul, Atik selalu masuk tiga besar. Dra Hj Endang Suryaningsih mengatakan, kabar membahagiakan itu tidak diduga sebelumnya . ”Awalnya saya hanya dihubungi dari Jakarta menanyakan nilai tertinggi di sekolah kami, itu saja, tidak menyangka bila ternyata Atik jadi yang tertinggi secara nasional,” ujarnya. Melejitnya Atik sebagai yang terbaik di Indonesia membawa berkah tersendiri. Atas prestasinya itu, perempuan yang bermimpi jadi akuntan ini mendapat tawaran bea siswa. Setidaknya BAZ (Badan Amil Zakat) Kabupaten Bantul akan membiayai kebutuhan hariannya, mulai transport, uang makan. Bahkan BAZ akan menyediakan tempat tinggal atau rumah kos di sekitar UNY. Fasilitas itu diberikan oleh Ust Arif Harjanto Sekretaris BAZDA Bantul.
Nama: Atik Fajaryani
Tempat Tanggal Lahir: Bantul 13 Juni 1993
Alamat: Gandekan RT 04 Desa Guwosari Pajangan Bantul
Nama Ayah: Sambudi
Pekerjaan: Buruh
Nama Ibu: Tugilah
Pekerjan: Ibu rumah tangga
Saudara: 1. Siti Hidayatun 2. Khoiriyah 3. Irwan Rifai 4. Atik Fajaryani
Nilai Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia: 9,80 Bahasa Inggris: 10,00 Matematika: 10,00 Kompetensi: 9,49 Jumlah: 39,29
Sumber: Kr.co.id

Comments