TINGKAT KEASAMAN (pH) AIR HUJAN DI INDONESIA (JUNI 2010)

Pemantauan tingkat keasaman air hujan (pH) di Indonesia dilakukan di 31 (tigapuluh satu) stasiun. Pengambilan sampel menggunakan metode Wet Deposition dan Wet & Dry Deposition dengan alat Automatic Rain Water Sampler (ARWS). Analisis sampel air hujan dilakukan di laboratorium kualitas udara BMKG dengan menggunakan alat ion chromatograph.

Pada bulan Juni 2010, jumlah sampel air hujan yang diterima di Laboratorium Kualitas Udara berasal dari 20 (duapuluh) stasiun pengamatan hujan di Indonesia.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat keasaman (pH) air hujan di 15 (limabelas) kota (Angkasa Pura-Jayapura, Banjarbaru-Banjarmasin, Beto Ambari-Bau Bau, BMKG Jakarta, Cisarua-Bogor, Darmaga-Bogor, Kayuwatu-Manado, Patimura-Ambon, Pulau Baai-Bengkulu, Sampali-Medan, Samratulangi-manado, Semarang, Siantan-Pontianak, Temindung-Samarinda dan Winangun-Manado) berada dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) pH air hujan normal sebesar 5,6. Kondisi ini menunjukkan bahwa hujan yang turun di 15 (limabelas) kota tersebut bersifat asam.

Tingkat keasaman air hujan di 5 (lima) kota lainnya (Branti-lampung, Denpasar, Juanda-Surabaya, Kenten-Palembang, dan Maros-Makasar) menunjukkan nilai pH air hujan berada diatas Nilai Ambang Batas (pH = 5,6).

Secara lebih rinci, hasil analisis pH air hujan dapat dilihat pada grafik dibawah ini:


www.bmg.go.id
Pemutakhiran berdasarkan data yang masuk sampai dengan tanggal 20 Agustus 2010.

Comments